Bisnis dapat dianalogikan sebagai permainan kehidupan, dampak dan akibat dari semua keputusan memiliki perannya masing-masing. Berbagai sektor harus diperhatikan, sebab bisnis tidak hanya tentang pembuatan suatu produk, tetapi juga penguasaan pasar, riset untuk pengembangan produk, analisa kompetitor, serta manajemen resiko.
Biasanya, pimpinan perusahaan menyewa tim peneliti untuk menilai produk dan menganalisa minat pasar. Namun ada juga yang lebih memilih memanfaatkan tim internal untuk melakukannya sendiri.
Di dalam riset pasar, perusahaan harus mampu memahami dan mengendalikan tingkat resiko yang diambil untuk diterapkan sebagai strategi bisnis. Perusahaan harus memiliki konsep dasar manajemen resiko sebagai pondasi dari pengambilan keputusan. Pemahaman ini biasa dikenal dengan istilah Enterprise Risk Management (ERM), yang bermanfaat untuk fokus pada manajemen resiko di setiap divisi perusahaan.
Salah satu contohnya pada industri perbankan. Hampir setiap bulannya lembaga keuangan harus berhadapan dengan berbagai macam resiko, seperti adanya inflasi dan defisit agar tidak terjadi resesi. Pondasi kerangka ERM bukan hanya perlu diterapkan oleh lembaga keuangan saja, konsep ini sangat membantu perusahaan dari berbagai sektor industri. ERM mampu menyediakan pendekatan yang terstruktur untuk melakukan identifikasi, mengendalikan, dan melaporkan resiko yang dihadapi.
Sebelum melakukan riset, biasanya tim manajemen memerlukan data atas dasar fakta yang terjadi. Tim manajemen akan memadukan data secara acak untuk mengidentifikasi tren dan resiko. Melalui pendekatannya, ERM memiliki berbagai benefit yang akan meningkatkan kesuksesan perusahaan, 7 diantaranya adalah: