Revolusi Industri 4.0 mengubah cara berjalan proses bisnis di berbagai industri. Melalui perkembangan teknologi informasi, saat ini setiap perangkat dengan mudah terkoneksi melalui internet. Hal ini menghasilkan dampak baru pada temuan teknologi, yaitu Internet of Things.
Peranan teknologi Internet of Things juga menghasilkan adanya cloud computing dan big data. Semakin besar perusahaan, semakin banyak juga data yang dimiliki. Salah satu contohnya adalah input data customer pada suatu perusahaan. Saat melakukan input, tentu saja memerlukan koneksi internet. Saat proses inilah perusahaan harus memiliki integritas tinggi untuk menjaga data mereka. Tentu saja hal ini akan menghasilkan banyaknya data tersimpan di dalam server. Perusahaan diharapkan mampu untuk berkomitmen menjaga data, karena data tersebut bisa dengan mudah menjadi sasaran pelaku cyber crime.
Salah satu solusi untuk meminimalisir adanya kejadian tersebut, bentuk perhatian perusahaan harus dialihkan pada pengelolaan sistem cyber security. Information Systems Audit and Control Association (ISACA) pada tahun 2018 melakukan sebuah survey yang berjudul State of Cyber security 2018. Organisasi asal Amerika yang bergerak di bidang tata kelola teknologi informasi ini menemukan bahwa serangan cyber terhadap perusahaan masih akan tinggi di tahun ini.
Berbagai industri mulai memahami bahwa malware sangat mudah diciptakan oleh siapa saja, sehingga dengan begitu, berbagai orang dapat menjadi cyber attacker. Di samping itu, berbagai solusi keamanan juga sering kali ditawarkan oleh berbagai perusahaan teknologi, namun nyatanya tidak banyak membantu mempertahankan serangan. Tujuan dari pengelolaan cyber security untuk mempertahankan aset-aset data perusahaan dan nasabah dari ancaman cyber attacker.