Indonesia mengalami perkembangan masa digital, hal ini berdampak pada jalannya proses bisnis. Perusahaan harus beradaptasi dalam perkembangan tersebut, jika tidak ingin mundur di tengah jalan. Berbagai sistem dan metode kerja yang lama juga harus diubah sesuai dengan teknologi yang relevan dengan kondisi saat ini. Menurut Bryce Boland, Chief Technology Officer FireEye Asia Pasifik, bahwa di Indonesia, khususnya bagi industri perusahaan, memiliki persentase sebesar 36 persen memiliki tingkat kerentanan terkena serangan cyber. Menurut data yang Bryce miliki, hal ini menunjukkan bahwa Indonesia 2 kali lipat jauh lebih rentan terdampak dibanding dari negara lain.
Salah satu langkah pencegahan dan deteksi dini yang harus dilakukan oleh perusahaan adalah dengan cara menerapkan kebijakan melalui monitoring penyalahgunaan akses yang tidak sah di jaringan komputer atau biasa dikenal dengan istilah network security.
CEO, tim manajemen, dan tim IT internal harus mampu beradaptasi dengan berbagai hal yang relevan saat ini. Hal ini mencakup berbagai aktivitas sehari-hari yang dilakukan pengguna pada jaringan komputer, seperti melakukan transaksi dan komunikasi.
Langkah awal yang dapat diterapkan oleh tim manajemen adalah dengan melakukan pemberian akses user untuk kepada orang yang dapat dipercaya. Hal ini berlaku pada setiap divisi. Biasanya, tim IT akan memberikan ID dan password, atau informasi otentikasi yang berguna untuk mengakses informasi ke dalam data terkait. Biasanya tim IT akan menetapkan nama dan password yang unik sesuai dengan pengguna, agar tidak mudah diretas.
Solusi Network security berhubungan erat pada jalannya proses bisnis dari sebuah organisasi, perusahaan, dan jenis lembaga lainnya. Tugas utama dari solusi Network Security, seperti mengamankan jaringan, serta melindungi dan mengawasi operasi yang dilakukan. Sederhananya adalah, untuk melindungi sumber daya jaringan (network resource).