
Serangan bertubi-tubi untuk mendapatkan akses yang tidak sah atau biasa dikenal DDoS Attack adalah jenis serangan lama yang mengandalkan kuantitas semata. Namun seiring perkembangan teknologi, DDoS kini mulai memanfaatkan Artificial Intelligence dan meluncurkan model serangan terbaru bernama DDoS AI.
Lalu, bagaimana cara serangan modern tersebut bekerja dan bagaimana cara mencegahnya? Simak melalui pembahasan berikut ini.
DDoS AI adalah penamaan serangan yang merujuk kepada Distributed Denial of Service (DDoS) dan telah diperkuat dengan teknologi kecerdasan buatan atau AI. Berbeda dengan DDoS model lama yang mengandalkan volume besar untuk menyerang, DDoS terbaru ini menggunakan teknik lanjutan dalam AI untuk mencari celah kelemahan secara otomatis.
Berikut ini cara kerja DDoS AI dalam melancarkan serangannya menggunakan teknologi kecerdasan buatan:
Teknologi AI dapat menganalisis pola trafik jaringan untuk menentukan waktu terbaik untuk menyerang. Misalnya, saat jam sibuk atau saat pemeliharaan sistem. Dengan begitu, upaya serangan akan lebih efektif tanpa memerlukan waktu yang lama.
Berkat pemanfaatan AI, Botnet dapat melakukan pembelajaran secara mandiri sehingga dapat menyesuaikan taktik secara otomatis. Termasuk mengganti alamat IP, mengubah skala serangan, hingga mengoordinasikan traffic flood dari berbagai wilayah.
AI dapat mengatur serangan berlapis, misalnya dengan menggabungkan traffic flood (volumetrik), memperlambat pada layer aplikasi, untuk kemudian menyalahgunakan protokol dalam satu serangan terkoordinasi.
Pelaku serangan siber kini menawarkan layanan DDoS menggunakan bantuan AI. Penggunaan chatbot seperti GhostGPT atau WormGPT dapat memicu perintah sederhana seperti “take down this website”. Sehingga, orang tanpa keahlian khusus juga dapat melakukan serangan.
Beberapa solusi untuk mencegah DDoS AI adalah dengan menerapkan arsitektur keamanan sebagai berikut:
Sistem keamanan modern saat ini memanfaatkan machine learning untuk mendeteksi anomali secara real-time. Solusi Network Detection and Response (NDR) dapat secara otomatis mengenali dan menangani pola traffic yang mencurigakan.
Teknologi AI dapat terus mempelajari perilaku trafik yang terlihat normal untuk dapat mengenali perubahan kecil yang menandakan adanya serangan.
Ketika serangan dengan skala besar terjadi, maka respons manual saja tidaklah cukup cepat. Software keamanan berbasis AI dapat mengalihkan trafik, memblokir permintaan jahat, dan menetralkan ancaman dengan kecepatan mesin AI.
Solusi lain pencegahan DDoS AI adalah dengan menggabungkan perangkat pembersih (scrubbing) lokal dan pusat berbasis cloud. Metode ini, memungkinkan perusahaan untuk bertahan dari serangan kecil yang terarah maupun serangan besar yang tersebar luas.
Banyak perusahaan yang kini menggunakan model berbasis AI untuk mensimulasikan skenario DDoS, sehingga dapat memperkuat kesiapan sebelum serangan nyata terjadi.
Adanya DDoS AI adalah salah satu bukti jika serangan siber semakin berkembang dengan memanfaatkan teknologi modern yang ada saat ini. Cara terbaik untuk mengatasi serangan tersebut adalah dengan ikut menggunakan AI sebagai solusi perlindungan yang canggih. Salah satu contohnya dengan menggunakan solusi NDR dari Sangfor.
AMT IT Solutions sebagai Sangfor Official Partner dapat membantu Anda menyediakan kebutuhan perlindungan keamanan perusahaan berbasis AI. Untuk konsultasi dan informasi selengkapnya, hubungi marketing@amt-it.com atau klik ikon WhatsApp.
Contact us