Manfaatkan Peluang dari Ketidakpastian di 2023 dengan Diligent

Manajemen risiko

Gejolak ekonomi, pengambilan keputusan yang buruk, dan kegagalan manajemen risiko banyak terjadi di sepanjang tahun 2022. Permasalahan tersebut tidak hanya marak terjadi di sektor IT, namun juga menyasar beberapa sektor lain seperti perbankan hingga hospitality.

Namun demikian, kekacauan itu tidak mengguncang semua organisasi. Para dewan direksi yang memprioritaskan ketahanan perusahaan menemukan adanya peluang dalam mengatasi ancaman manajemen risiko di tahun selanjutnya.

Bahkan, dengan kemampuan yang lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Para dewan direksi ini unggul dalam beradaptasi dan dapat dengan jelas menggambarkan aspirasi untuk masa depan perusahaan, membuat mereka secara signifikan lebih mungkin untuk berhasil.

Salah satu kuncinya adalah dengan menerapkan pengelolaan manajemen serta kepemimpinan yang lebih adaptif. Diligent, sebagai penyedia solusi Enterprise Risk Management memberikan 5 tips mengelola manajemen risiko.

1. Saat krisis melanda, cari akar Masalah yang Ada dan tetap berjalan ke depan

Fokus pada masalah yang ada

Di tengah kekacauan dan ancaman eksternal terdapat kekhawatiran tentang proses internal yang tertinggal. Dalam survei What Directors Think oleh Diligent Institute and Corporate Board Member tahun 2022, kepercayaan direktur terhadap proses internal turun sebesar 25%. Faktor utamanya adalah karena risiko yang harus dihadapi.

Isu supply chain, serangan siber, regulasi yang terus berubah, market yang tidak dapat diprediksi, hingga permasalahan tanggung jawab sosial menimbulkan tantangan tidak hanya bagi para profesional risiko dan kepatuhan, tetapi juga membuat para direktur dan pemimpin tetap terjaga di malam hari.

Untuk mengatasinya, sangatlah penting untuk membangun pengetahuan dan perlu menyelidiki akar permasalahan penyebab krisis tersebut. Penyelidikan dapat dimulai dengan melihat kerentanan dan keterbatasan perusahaan, kemudian melakukan antisipasi atau pencegahan apa yang dapat diambil di masa depan.

Selanjutnya, Anda dapat memulai untuk memetakan rencana ke depan, termasuk dengan bagaimana Anda memposisikan dan memperbaiki arah sesuai dengan kebutuhan. Tentukan juga bagaimana Anda akan menanggapi perkembangan yang tak terhindarkan yang terjadi di luar rencana Anda dan bagaimana Anda akan menskalakan tanggapan di seluruh organisasi.

Membangun fondasi pengetahuan yang kuat akan memungkinkan para pemimpin yang adaptif untuk tidak hanya menanggapi apa yang sedang terjadi, tetapi juga dengan cepat menentukan alasannya — dan bertindak sesuai dengan itu.

2. Dalam metriks DE&I (Keanekaragaman, Kesetaraan, dan Keikutsertaan), lihatlah lebih dari sekadar sasaran granular namun menuju pemberdayaan berbasis keterampilan

Buat lingkungan kerja yang inklusif

Pertumbuhan menuju keberhasilan akan semakin cepat dengan membawa perspektif dan pengalaman dalam keberagaman pada perusahaan yang dimulai dari board level. Namun DE&I telah menjadi perhitungan yang rumit dan kompleks terutama bagi tim yang menggunakan factor-faktor yang terbatas. Dengan terlalu focus pada metrix DE&I, perusahaan dapat teralih fokusnya dari tujuan utama dan bisa kehilangan peluang. Yang sering diabaikan dalam upaya mencapai tujuan DE&I adalah pentingnya keragaman keterampilan.

Laporan dari Diversity Gaps Diligent Board telah mengkonfirmasikan akan pentingnya keragaman berbasis keterampilan, dengan hampir setengah (48%) direktur ingin mengisi bidang keahlian tertentu untuk anggota dewan baru, daripada sengaja memilih kandidat berdasarkan ras, jenis kelamin, atau usia.

Pemimpin yang adaptif dapat menghindari kesalahan ini dengan tetap memperhatikan kondisi eksternal, memperhatikan network yang dimiliki kandidat dan sumber data di dalam dan di luar industri mereka. Mengumpulkan insight DE&I yang tepat memungkinkan para pemimpin ini untuk mengidentifikasi prioritas, tujuan perusahaan, dan ekspektasi yang jelas untuk seluruh organisasi, sekaligus mengidentifikasi keterampilan yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut dan memberdayakan tenaga kerja mereka untuk bekerja menuju tujuan perusahaan.

3. Menerapkan ESG pada perusahaan

Menerapkan ESG

Walaupun di tahun 2022 adalah tahun yang penuh dengan penolakan dan perdebatan mengenai ESG, namun di tengah gemuruh tersebut, para pemimpin saat ini mengakui ESG sebagai prioritas utama. Dalam survei Diligent, 71% direktur mengatakan bahwa mereka telah memasukkan metrik ESG ke dalam strategi perusahaan secara keseluruhan. Metrik ESG juga muncul di berbagai bidang seperti manajemen risiko terintegrasi (52%), kriteria pengangkatan direktur (48%) dan kompensasi eksekutif (46%).

Aktivis pemegang saham pada tahun 2022 juga telah mengirimkan pesan yang jelas yang memperkuat pentingnya ESG: Investor dan aktivis menginginkan konsistensi dan keandalan dalam menangani isu-isu ESG dan bagaimana ESG dapat menghasilkan value bagi perusahaan.

Para pemimpin yang berpikiran maju akan mengatasi tuntutan ini dengan tetap dekat dengan harapan pemangku kepentingan dan menyelaraskan kembali fokus internal. Dan mereka akan bertindak tegas melalui keterampilan organisasi dan perencanaan yang kuat sesuai dengan ESG; melalui pemahaman menyeluruh tentang keberlanjutan kritis, keragaman dan data tata kelola; dan melalui budaya akuntabilitas, transparansi, dan fleksibilitas.

4. Memperluas dan Mengembangkan Pengawasan Siber

Mengembangkan pengawasan siber

Pengawasan dunia maya yang efektif membutuhkan tidak hanya sekedar Ketangkasan, konsistensi, dan ketegasan. Gartner memperkirakan bahwa pada tahun 2025, hampir setengah (45%) organisasi akan mengalami serangan terhadap supply chain mereka, meningkat tiga kali lipat dari tahun 2021.

Karena tidak mungkin mengantisipasi setiap potensi ancaman, pemimpin yang tangkas akan memprioritaskan investasi cyber yang melindungi perusahaan dan pelanggan mereka. Mereka juga akan mengawasi regulasi. Dalam survei Diligent, mayoritas direktur (63%) mengatakan dewan mereka telah membahas mengenai pengawasan cyber, tetapi hanya 18% mengatakan bahwa mereka sedang merestrukturisasi strategi dan praktik mereka. Bahkan lebih sedikit lagi yang berencana merekrut talenta baru (8%) atau merekrut direktur baru dengan keahlian keamanan siber (4%).

Berkembangnya risiko dunia maya menuntut tindakan pencegahan yang berkembang dengan cepat, jika tidak lebih. Ketahanan dunia maya yang sejati membutuhkan para pemimpin yang berpikiran maju untuk tidak hanya menyadari ancaman yang muncul dan peraturan baru, tetapi untuk merumuskan rencana dan membuat infrastruktur strategis dan investasi sumber daya manusia yang menjaga keamanan organisasi mereka di semua tingkatan.

5. Bangun Tim yang Siap Menghadapi Masa Depan

Bangun tim yang siap menghadapi masa depan

Dalam keamanan siber, ESG, dan seterusnya, untuk mengatasi kekacauan dengan sukses dapat dimulai dari tim yang saling bekerja sama. Mendapatkan tim yang tepat dengan cepat dapat membuat perbedaan besar, terutama pada akselerasi bisnis dan tuntutan pada perubahan yang terus meningkat.

Berdasarkan informasi dari para direktur yang pada survey diligent, para direktur memprioritaskan kepemimpinan dan dewan generasi penerus. Saat merekrut generasi penerus ini, ada banyak kriteria yang harus dicari: pemikir gesit yang memiliki berbagai keterampilan, pembangun koneksi yang siap membentuk hubungan yang bermakna dengan berbagai pemangku kepentingan, dan kandidat tangguh yang mampu memposisikan perusahaan dan mengeksekusi dengan kecepatan perubahan.

Diligent Bantu Kelola Manajemen Risiko Perusahaan

Mengelola manajemen risiko merupakan salah satu upaya untuk menjaga operasional perusahaan tetap berjalan dengan baik. AMT IT Solutions sebagai mitra Diligent menyediakan berbagai solusi software Governance, Risk & Compliance untuk memenuhi kebutuhan Anda. Hubungi marketing@amt-it.com atau klik ikon WhatsApp untuk informasi selengkapnya.