Sebuah data center yang kompleks umumnya memiliki tier yang dibagi berdasarkan fungsionalitasnya. Sehingga, pengelolaan data di perusahaan dapat berjalan dengan lancar. Namun, tahukah Anda apa itu tier dalam data center? Berikut ini akan dijelaskan perbedaan antara tier 1, tier 2, tier 3, dan tier 4 data center yang diperlukan oleh perusahaan Anda!
Data center tier adalah sistem yang digunakan untuk menggambarkan jenis infrastruktur data tertentu secara konsisten. Tier 1 adalah infrastruktur yang paling sederhana, sedangkan tier 4 adalah infrastruktur yang paling kompleks dan memiliki komponen yang paling banyak.
Setiap tier saling terikat karena mencakup komponen yang diperlukan dari semua tingkatan di bawahnya. Untuk itu, penggunaan tier data center merupakan cara efektif untuk menggambarkan komponen infrastruktur yang digunakan di pusat data bisnis Anda.
Meskipun komponen data center di tier 4 lebih kompleks jika dibandingkan tier di bawahnya, namun tidak berarti tier tersebut paling sesuai untuk kebutuhan perusahaan Anda. Perlu diperhatikan jika Anda hanya berinvestasi di infrastruktur tier 1, hal ini bukan berarti data center Anda memiliki performa yang terbatas. Begitu pula jika Anda berinvestasi pada tier 4, bukan berarti bisnis Anda dapat langsung terhindar dari berbagai risiko.
Untuk itu, sebelum berinvestasi ada baiknya Anda memahami apa itu tier dan perbedaan dari masing-masing tier pada data center.
Ada 4 tier dalam data center. Tier 1 adalah yang paling sederhana, sedangkan tier 4 adalah yang paling kompleks. Di bawah ini akan dijelaskan perbedaan keempatnya.
Tier 1 data center adalah tingkatan yang paling sederhana dalam sebuah infrastruktur pusat data. Setumpuk server yang pada satu rack server dapat dikategorikan sebagai tier 1 data center.
Pusat data yang mengikuti standar tier 1 hanya dapat menjamin uptime sebesar 99,671% dengan 28,8 jam waktu henti setiap tahun. Selain itu, tier 1 data center umumnya tidak memiliki peralatan IT yang mendukung redundansi.
Namun demikian, tier 1 data center tidaklah memerlukan redudansi. Artinya, data center di tingkat ini tidak harus menawarkan kebutuhan pencadangan dasar, seperti pengaturan daya dan pendinginan sederhana, serta Uninterrupted Power Supply (UPS).
Tier 1 data center paling cocok digunakan untuk perusahaan skala kecil dan menengah dengan biaya penyediaan infrastruktur yang terjangkau.
Sementara itu, tier 2 data center menawarkan semua kemampuan yang ada pada tier 1, namun dengan opsi redundansi tambahan. Memiliki satu input daya, namun dengan tambahan fail-safe untuk cadangan yang termasuk modul UPS, pendingin, pompa, dan generator energi.
Pusat data tier 2 menjamin uptime yang lebih tinggi yaitu 99,741% dengan waktu henti yang tidak lebih dari 1361 menit setahun. Pada dasarnya, tier 2 memiliki banyak kesamaan dengan tier 1, namun dengan beberapa tambahan terutama dalam hal pertahanan, keseimbangan kinerja dan keterjangkauan yang baik.
Tier 2 data center cocok digunakan untuk perusahaan skala kecil dan menengah yang ingin menghemat biaya penyediaan infrastruktur.
Pada tier 3 data center mulai terlihat lonjakan waktu kerja yang signifikan jika dibandingkan dengan tier sebelumnya. Pusat data di tingkatan ini memiliki uptime sebesar 99,982%, dengan waktu henti maksimal 95 menit per tahun.
Dengan peningkatan tersebut, tentunya persyaratan untuk kemampuan redundansi pada tier 3 menjadi lebih komprehensif. Jika tier 1 dan 2 hanya membutuhkan satu jalur untuk daya dan pendingin, maka tier 3 membutuhkan jalur redundan tambahan untuk cadangan yang akan dimulai ketika terjadi kegagalan.
Perusahaan skala kecil dan menengah umumnya lebih suka menggunakan tier 3 untuk perlindungan redundansi yang jauh lebih unggul.
Tier 4 adalah urutan tertinggi pada infrastruktur pusat data. Lalu, apa itu tier 4 data center? Berbeda dari ketiga tier sebelumnya, pada tingkat ini waktu kerja atau uptime yang ditawarkan berada di persentase 99,995% dengan waktu henti tahunan yang tidak lebih dari 26 menit.
Selain itu, tier 4 juga menawarkan tampilan 2N dan 2N+1, yaitu infrastruktur yang sepenuhnya redundan. Hal inilah yang menjadi perbedaan utama antara tier 3 dan 4.
Tier 4 data center menjadi standar keamanan tertinggi untuk pusat data, sehingga data center ditingkat ini digunakan oleh perusahaan yang memerlukan ketersediaan konstan, yang merupakan sebagian besar bisnis saat ini.
Sebelum membangun infrastruktur data center untuk perusahaan, Anda perlu mengetahui terlebih dahulu apa itu tier dan apa saja perbedaan antara tier 1 hingga tier 4. Sehingga, nantinya Anda dapat menyesuaikan pembangunan data center dengan kebutuhan bisnis Anda.
AMT IT Solutions sebagai mitra resmi HPE menyediakan layanan data center tier 1 terbaik untuk kebutuhan perusahaan. Mulai bangun infrastruktur data center Anda bersama HPE sekarang!
Contact us