Lemahnya keamanan siber sektor perbankan dan keuangan kerap kali menjadi incaran para hacker demi meraup keuntungan pribadi. Untuk itu, pemanfaatan solusi keamanan cyber perbankan merupakan upaya yang perlu disegerakan.
Menurut laporan Contrast Security, terdapat 60% pelaku bisnis perbankan dan keuangan yang menjadi korban malware destructive. Serangan tersebut berusaha menghancurkan, mengganggu, atau menurunkan sistem perbankan dengan mengenkripsi file, menghapus data, menghancurkan hard drive, memutuskan koneksi, hingga mengeksekusi kode berbahaya.
Pertengahan Mei 2023, Indonesia digemparkan oleh serangan siber yang menimpa salah satu perbankan syariah. Akibatnya, sistem perbankan tersebut mengalami gangguan dan tidak dapat diakses dalam waktu yang cukup lama. Kasus tersebut tentunya menjadi pengingat bagi para pelaku bisnis terkait, untuk mengencangkan keamanan di lingkungan siber mereka.
Sebelum menerapkan solusi keamanan cyber perbankan, kenali beberapa jenis serangan siber yang sering dialami pelaku bisnis perbankan berikut:
Phishing merupakan salah satu masalah keamanan siber yang paling sering terjadi di sektor perbankan. Jenis serangan ini berupaya masuk ke dalam sistem perbankan dengan menipu korban melalui email, link, website, hingga telepon palsu yang dibuat semirip mungkin dengan aslinya.
Pada serangan tersebut, pelaku peretasan akan berusaha mengakses sistem tanpa izin untuk mencuri data-data penting. Kerugian yang akan ditanggung oleh korban diantaranya kerugian finansial, data, reputasi perusahaan, dan kepercayaan pelanggan.
Trojan adalah jenis serangan siber perbankan yang menyamar masuk ke dalam sistem perbankan untuk mencuri data-data penting. Setelah berhasil di-install ke komputer, Trojan akan mengelabui sistem keamanan hingga tidak dapat terdeteksi sebagai ancaman.
Serangan Trojan memiliki backdoor yang memungkinkan akses ke komputer dari luar. Di tahap serius, Trojan akan mengambil alih akses komputer hingga tidak dapat digunakan oleh pemilik aslinya. Jenis serangan ini, pada umumnya mengincar aplikasi mobile banking.
Serangan seperti ransomware juga turut menimpa sektor perbankan, mengakibatkan server down hingga kerugian besar lainnya. Selain itu, pelaku peretasan ransomware juga akan mencuri data perusahaan dan meminta sejumlah uang tebusan. Serangan tersebut memang kerap terjadi pada sektor perbankan dan menjadi salah satu jenis serangan yang paling merugikan.
Pada jenis serangan ini, peretas umumnya menggunakan website tiruan dan menyamar sebagai website perbankan asli. Setelah korban tertipu dan melakukan log-in, hacker akan memanfaatkan informasi log-in tersebut untuk mencoba masuk ke dalam akun perbankan korban dan memanfaatkannya untuk mendapatkan keuntungan.
Kerentanan cyber security merupakan peluang bagi pelaku hacker untuk melancarkan aksinya. Oleh karena itu, Anda memerlukan solusi keamanan cyber perbankan demi melindungi data dan sistem kritikal. Berikut beberapa solusi yang dapat diterapkan:
Manfaatkan penggunaan network monitoring sebagai pemindai jaringan secara konsisten untuk mengetahui tanda-tanda atau perilaku berbahaya. Solusi ini, umumnya digabungkan dengan solusi keamanan lain seperti firewall dan IDS (Intrusion Detection System).
Salah satu solusi yang dapat Anda gunakan yaitu Sangfor Next Generation Firewall. Solusi ini, memberikan perlindungan terhadap ancaman tingkat lanjut, seperti malware, virus, ransomware, serta serangan lainnya. Sangfor NGFW juga memanfaatkan fitur keamanan yang terintegrasi seperti FW, IPS, AV, Anti-malware, APT, URL filtering, Cloud Sandbox, hingga WAF (Web Application Firewall).
Keamanan siber di sektor perbankan dan keuangan juga mencakup manajemen risiko, integritas data, pelatihan kesadaran keamanan, dan analisis risiko. Hal tersebut merupakan elemen penting dari manajemen risiko termasuk evaluasi risiko dan pencegahan bahaya dari risiko tersebut. Anda dapat memanfaatkan software manajemen risiko untuk membantu mencegah serangan yang tidak diinginkan.
Diligent Integrated Risk Management (IRM) merupakan software manajemen risiko terintegrasi. IRM sendiri telah melampaui ERM dan GRC, di mana manajemen risiko diintegrasikan ke dalam setiap proses, aktivitas, serta operasional perusahaan. IRM bertujuan untuk membantu karyawan memahami risiko perusahaan secara menyeluruh.
Adanya aplikasi atau software keamanan pada komputer, akan melindungi operasional bisnis keuangan Anda. Umumnya, software tersebut dilengkapi dengan fitur yang memungkinkan Anda melakukan log-in dengan konfirmasi kode. Serta menyinkronkan kebijakan keamanan dengan autentikasi multifaktor. Semua fitur tersebut bertujuan untuk mencegah pengambilalihan akun maupun serangan lainnya oleh hacker.
Anda dapat menggunakan Sangfor Endpoint Secure untuk melindungi perangkat operasional perbankan. Inovasi ini menawarkan kemampuan deteksi ancaman tingkat lanjut, serta kemampuan pemrosesan yang lebih cepat. Baik dalam hal pencegahan, pertahanan, deteksi, serta pemberian respon.
Sistem kritikal seperti server, jaringan, dan data center membutuhkan pemantauan secara rutin. Untuk itu, diperlukan solusi keamanan yang tepat demi meningkatkan standar keamanan sistem kritikal tersebut.
F5 BIG-IP Advanced Firewall Manager (AFM) adalah modul keamanan jaringan berperforma tinggi. Dengan model stateful dan full-proxy yang dirancang untuk melindungi data center dari ancaman siber yang memasuki jaringan.
Tingginya tingkat serangan siber pada sektor perbankan mendorong pelaku bisnis terkait untuk menerapkan berbagai solusi keamanan cyber perbankan. Namun demikian, ada baiknya Anda mengimplementasikan solusi yang tepat sehingga hasil yang didapat pun menjadi maksimal.
AMT IT Solutions sebagai vendor sekaligus mitra penyedia cyber security, dapat membantu Anda menemukan solusi terbaik sesuai dengan kebutuhan bisnis Anda. Untuk konsultasi dan informasi lebih lanjut, hubungi marketing@amt-it.com atau klik ikon WhatsApp.
Contact us